James Bennett, "Museum harus seperti Mall!"



Kamis, 8 Maret 2018, Asosiasi Museum Indonesia (AMI) DKI Jakarta "Paramita Jaya", menggelar Temu Bulanan MuGaleMon (Museum, Galeri dan Monumen) edisi ketiga, pada bulan Maret. Bertempat di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat. Temu bulanan ketiga ini merupakan kerjasama antara AMI DKI Jakarta "Paramita Jaya" dengan Museum Sumpah Pemuda. Peserta yang hadir cukup membludak, sekitar kurang lebih 100 peserta dari pimpinan sampai dengan pekerja museum, maupun mitra museum.

James Bennett, Kurator Sebi Asia pada Art Gallery of South Australia

Ketua AMI DKI Jakarta "Paramita Jaya", Bapak Yiyok T. Herlambang, menyampaikan terima kasihnya atas kesediaan Museum Sumpah Pemuda menjadi tuan rumah, dan direncanakan pada edisi berikutnya, yakni bulan April akan bertempat di Museum Naskah Proklamasi. Pak Yiyok juga menyampaikan informasi penting, bahwa pada hari Kamis, 1 Maret 2018 yang lalu, Pengurus AMI DKI Jakarta Paramita Jaya telah dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Bawesdan. Terdapat dua poin utama dalam pidato Bapak Gubernur pada acara pengukuhan itu, yakni Pemprov DKI Jakarta akan membuat program "Grebeg Museum" bersama AMI DKI Jakarta, dimana Pemprov DKI akan menyediakan dukungan transportasi gratis untuk mengajak keluarga-keluarga di Jakarta untuk mengunjungi museum bersama-sama. Poin kedua adalah pernyataan "You are not alone", dimana Pemprov DKI akan mendukung segala kegiatan yang bertujuan memajukan museum-museum di DKI Jakarta sebagai salah satu destinasi wisata. Terakhir, Pak Yiyok berharap kegiatan Temu MuGaleMon ini akan mempererat persaudaraan antara para pimpinan dan pengelola museum, galeri dan monumen di DKI Jakarta.

Kepala Museum Sumpah Pemuda, Ibu Huriyati, dalam sambutannya menyampaikan, "sungguh senang dapat diadakan kegiatan temu bulanan di Museum Sumpah Pemuda, karena di tempat inilah pertama kali lagu Indonesia Raya diperdengarkan dalam alunan biola W.R. Supratman". Beliau menambahkan bahwa setiap kegiatan yang diadakan di Museum Sumpah Pemuda, selalu diawali dengan menyanyikan Indonesia Raya dengan tiga stanza. Rata-rata peserta yang hadir pun berkomentar bahwa ini adalah pertama kalinya mendengar dan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama dengan tiga stanza.

Dari Kiri ke Kanan, Bapak Yiyok, Ibu Intan dan Ibu Huriyati

Temu MuGaleMon Edisi Maret ini menampilkan menampilkan James Bennett, seorang Kurator Seni Asia Tenggara pada Art Gallery of South Australia, dengan moderator Bapak Gunawan dari Museum Purna Bhakti Pertiwi. James Bennett membahas topik seputar tantangan museum, sejarah dan perkembangan tata pamer , juga label museum. Jaman sekarang dimana teknologi informasi begitu pesat, menurut James, museum ditantang untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada para pengunjung dengan basis teknologi informasi yang kuat. "Museum harus seperti Mall, yakni terang, penuh cahaya, rapih, bersih dan banyak dikunjungi". 

Mengenai perkembangan tata pamer dan label, James memberi tips bahwa penempatan label yang dipajang di dinding sebaiknya sama dalam ukuran dan ketinggiannya, meski ketinggian letak koleksi berbeda-beda. James menyarankan penggunaan kertas warna putih agar terlihat bersih dan jelas. Tips lainnya adalah dengan mencantumkan sponsor atau pejabat yang menghibahkan koleksi tersebut pada label. Hal ini merupakan wujud terima kasih Museum kepada Kolektor yang telah menghibahkan koleksinya. Ternyata, cara tersebut dapat menimbulkan persaingan antar kolektor barang antik, sehingga memacu para kolektor untuk menghibahkan koleksi berharga lainnya bagi museum. Karena, hal tersebut akan menaikkan gengsi mereka, sebagai kolektor benda antic yang dermawan.

Foto bersama usai acara

Menurut James, penulisan nama kolektor penghibah pada label koleksi, pernah dilakukan oleh masyarakat jaman dulu, misalnya Candi Plaosan. James melihat sendiri bahwa di salah satu sisi terdapat torehan tentang sponsor yang membantu berdirinya candi tersebut. Menurut James, tradisi itu sudah ada dalam budaya Indonesia, mencatatkan nama penyumbang atau sponsor dalam karya seni seperti candi, sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih.

Di akhir acara, James mengingatkan kembali kepada para Pimpinan Museum di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, agar lebih percaya diri akan pekerjaannya dan paham betul dengan koleksi yang ada di Museum yang dikelolanya. Pada suatu kesempatan, James pernah datang ke sebuah museum dan berbicara dengan Pimpinan museum tersebut, ternyata ketika James bertanya tentang salah satu koleksinya, Pimpinan tersebut seperti ragu tentang informasi koleksi yang disampaikannya. Maka, James berharap para Pimpinan Museum harus mencintai Museum dan yakin dengan informasi koleksi yang disampaikannya.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah Berdirinya Asosiasi Museum Indonesia DKI Jakarta (AMIDA) Paramita Jaya

PENGUKUHAN KETUA DAN PENGURUS ASOSIASI MUSEUM INDONESIA (AMI) DKI JAKARTA “PARAMITA JAYA” PERIODE 2017 – 2020 OLEH GUBERNUR DKI JAKARTA

Menguak Keaslian Lukisan Bersama Museum Basuki Abdullah dan AMIDA DKI Jakarta “Paramita Jaya”